Inilah Sejarah Papua pada masa itu

SEJARAH PAPUA

Sejarah Papua, yang juga dikenal sebagai Papua Barat atau Papua Nugini, adalah kisah panjang dan kompleks yang melibatkan budaya asli, kolonialisme, dan konflik politik. Berikut adalah gambaran umum tentang sejarah Papua:

Budaya Asli:

Papua memiliki sejarah yang kaya dalam hal budaya dan tradisi sukusuku asli. Penduduk asli Papua dikenal sebagai suku Papua atau orang Melanesia. Mereka telah tinggal di wilayah ini selama ribuan tahun sebelum kedatangan penjelajah Eropa.

Penjelajahan Eropa:

Pada abad ke16, penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali tiba di wilayah Papua. Namun, penetrasi Eropa yang lebih besar terjadi pada abad ke19 ketika Belanda mendirikan pos perdagangan di beberapa wilayah. Pada tahun 1828, pemerintah kolonial Hindia Belanda mengklaim wilayah tersebut sebagai bagian dari Hindia Belanda.

Kolonialisme Belanda:

Belanda menjalankan kolonialisme di Papua selama lebih dari satu abad. Mereka mengendalikan wilayah tersebut dan mengeksploitasi sumber daya alamnya, terutama pertambangan dan perdagangan kayu. Selama periode ini, terjadi konflik dengan sukusuku asli dan resistensi terhadap kekuasaan Belanda.

Pendudukan Jepang:

Selama Perang Dunia II, Jepang menduduki Papua setelah mengalahkan Belanda pada tahun 1942. Pendudukan Jepang berlangsung hingga tahun 1945, ketika Sekutu berhasil mengusir mereka.

Pemulihan Papua di bawah Pemerintahan Belanda:

Setelah Perang Dunia II, Belanda mencoba memulihkan kendali mereka atas Papua. Namun, pada saat yang sama, gerakan kemerdekaan Papua mulai muncul. Pada tahun 1961, Papua mendeklarasikan kemerdekaannya sebagai Negara Papua Merdeka, tetapi upaya ini tidak diakui secara internasional.

Pembebasan Papua dan Penyerahan kepada Indonesia:

Pada tahun 1962, Belanda dan Indonesia mencapai Persetujuan New York yang mengatur penyerahan administrasi Papua kepada PBB sementara, diikuti oleh transfer administrasi kepada Indonesia pada tahun 1963. Pada tahun 1969, dilaksanakan Pemungutan Suara Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera), yang menghasilkan keputusan Papua bergabung dengan Indonesia.

Konflik Papua:

Setelah penyerahan kepada Indonesia, Papua mengalami konflik dan ketegangan politik. Beberapa kelompok dan gerakan separatis di Papua memperjuangkan kemerdekaan Papua dari Indonesia. Konflik ini berdampak pada keamanan dan stabilitas wilayah tersebut.

Perlu dicatat bahwa papua masih menghadapi tantangan dan konflik hingga hari ini, dan situasi politik dan sosial terus berkembang. Dalam beberapa tahun terakhir, isu hak asasi manusia dan otonomi Papua telah menjadi perhatian global, dan upaya damai serta dialog sedang berlangsung untuk mencari solusi jangka panjang bagi masalah tersebut.

Papua dulu disebut apa?

Sebelum disebut sebagai Papua, wilayah ini memiliki berbagai nama dalam sejarahnya. Beberapa nama yang pernahdigunakan untuk wilayah ini antara lain:

  1. Nugini: Nama ini berasal dari kata dalam bahasa Austronesia yang berartipulau“. Nama ini digunakan oleh orangorangAustronesia yang mendiami wilayah tersebut sebelum kedatangan penjelajah Eropa.
  2. Irian: Nama ini digunakan oleh pemerintah kolonial Belanda dan berasal dari kata dalam bahasa Biak yang berartipantai“. Nama ini menjadi populer pada pertengahan abad ke20.
  3. Irian Jaya: Pada tahun 1963, setelah penyerahan administrasi Papua kepada Indonesia, pemerintah Indonesia memberinama Irian Jaya untuk wilayah tersebut. Nama ini digunakan hingga tahun 2003.
  4. Papua: Pada tahun 2003, nama resmi wilayah tersebut diubah menjadi Papua oleh pemerintah Indonesia. Nama inidiambil dari nama suku asli Papua yang mendiami wilayah tersebut.

Saat ini, wilayah ini dikenal sebagai Papua atau Papua Barat, tergantung pada bagian wilayah yang dimaksud, yaituProvinsi Papua (Papua) dan Provinsi Papua Barat (Papua Barat).

Kenapa Papua bagian dari Indonesia?

Papua menjadi bagian dari Indonesia melalui sejarah yang melibatkan proses diplomasi internasional dan keputusanpolitik. Berikut adalah beberapa faktor yang menjelaskan mengapa Papua menjadi bagian dari Indonesia.

  1. Kolonialisme Belanda: Pada awal abad ke20, wilayah Papua berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda sebagai bagiandari Hindia Belanda. Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dari Belanda pada tahun 1945, perjuanganuntuk mendapatkan kemerdekaan mencakup seluruh bekas wilayah Hindia Belanda, termasuk Papua.
  2. Persetujuan New York: Pada tahun 1962, Belanda dan Indonesia mencapai Persetujuan New York yang disponsori olehPBB. Persetujuan ini mengatur penyerahan administrasi Papua kepada PBB sementara dengan tujuan mempersiapkanpenentuan nasib sendiri bagi penduduk Papua. Penyerahan administrasi Papua kepada Indonesia kemudian terjadi padatahun 1963.
  3. Pepera: Pada tahun 1969, dilakukan Pemungutan Suara Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Papua, yang diawasi olehPBB. Melalui Pepera, penduduk Papua diberikan kesempatan untuk menentukan apakah mereka ingin tetap menjadibagian dari Indonesia atau memisahkan diri. Hasil Pepera menunjukkan mayoritas penduduk Papua mendukungbergabung dengan Indonesia.
  4. Pengakuan Internasional: Penyerahan Papua kepada Indonesia diakui oleh banyak negara dan mendapatkan dukungandari PBB melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 250 tahun 1968. Secara internasional, Papua dianggap sebagaibagian dari wilayah kedaulatan Indonesia.

Perlu dicatat bahwa status Papua masih menjadi isu yang kontroversial, dan beberapa kelompok di Papua mengadvokasikemerdekaan dan mempertanyakan legalitas dan keabsahan proses yang terjadi pada tahun 1960an. Konflik dantantangan terkait otonomi, hak asasi manusia, dan pemberdayaan politik di Papua masih menjadi isu yang relevan dansedang diperjuangkan hingga hari ini.

Kenapa dinamakan Papua?

NamaPapuadiberikan kepada wilayah tersebut oleh pemerintah Indonesia setelah penyerahan administrasi Papuakepada Indonesia pada tahun 1963. Nama ini diambil dari nama suku asli Papua yang mendiami wilayah tersebut sejakribuan tahun yang lalu.

Asalusul nama Papua sebenarnya tidak sepenuhnya jelas. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan asalusulnya:

Asal kata dalam bahasa Tidore: Salah satu teori menghubungkan namaPapuadengan bahasa Tidore, sebuah bahasa diMaluku Utara, Indonesia. Dalam bahasa Tidore, katapapuwaberartirambut keriting“. Nama ini mungkin merujukpada ciri fisik penduduk asli Papua yang memiliki rambut keriting.

Asal kata dalam bahasa Melayu: Teori lain menghubungkan namaPapuadengan kata dalam bahasa Melayu, yaitupapuwahyang berartitempat terlarangatautempat tersembunyi“. Hal ini mungkin merujuk pada wilayah Papuayang sulit diakses dan kurang dijelajahi pada masa lampau.

Meskipun asalusul pasti nama Papua masih diperdebatkan, nama ini telah secara luas diterima dan digunakan untukmenyebut wilayah tersebut, baik secara lokal maupun internasional.

 

Kapan Papua Nugini lepas dari Indonesia?

Papua Nugini (yang sekarang dikenal sebagai negara Papua Nugini) sebenarnya tidak pernah menjadi bagian dari Indonesia. Papua Nugini adalah negara yang terpisah dan merdeka dari awal. Namun, terdapat beberapa kesamaan sejarah antara Papua Nugini dan wilayah Papua di Indonesia.

Pada tahun 1884, wilayah yang sekarang menjadi Papua Nugini diserahkan kepada Jerman oleh pemerintah kolonial Belanda. Setelah Perang Dunia I, Jerman kehilangan kendali atas wilayah tersebut, dan administrasi Papua Nugini kemudian beralih ke Australia berdasarkan mandat Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1920.

Pada tahun 1949, setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, Australia mengambil alih administrasi Papua Nugini dari Jerman. Wilayah ini kemudian dikelola sebagai Teritori Papua dan Nugini yang diawasi oleh Australia. Proses menuju kemerdekaan Papua Nugini dimulai pada tahun 1970-an.

Pada tanggal 1 Desember 1973, Teritori Papua dan Nugini berganti nama menjadi Papua Nugini dan memperoleh otonomi internal. Setelah beberapa tahun negosiasi dengan pemerintah Australia, Papua Nugini secara resmi memperoleh kemerdekaan penuh pada tanggal 16 September 1975.

Dengan demikian, Papua Nugini tidak pernah lepas dari Indonesia karena sejak awal merupakan entitas terpisah dan merdeka yang memiliki perjalanan sejarah sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *