Mycapturer, Desa wisata selalu menyimpan keunikannya tersendiri. Tak hanya soal kearifan lokal masyarakat setempat, letak geografis dari desa wisata juga bisa menjadi daya tarik wisata. Di Indonesia ada beberapa desa wisata yang terletak di dataran tinggi. Hal ini memberi nilai lebih bagi desa wisata tersebut.

Keindahan alam serta kearifan lokal dari desa wisata tentu menjadi paket wisata lengkap yang dapat menarik kunjungan wisatawan, baik dalam maupun luar negeri. Hebatnya lagi, desa wisata tertinggi di Indonesia pernah dinobatkan sebagai salah satu pemenang dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Bagi Sobat Parekraf yang ingin melihat dan merasakan langsung kearifan lokal dari desa-desa wisata tertinggi di Indonesia, berikut beberapa rekomendasinya:

Desa Sembungan

Desa tertinggi di Indonesia berikutnya adalah Desa Wisata Ranupani. Desa wisata ini berada di Kecamatan Senduro, Lumajang, Jawa Timur. Berada di ketinggian 2.100 mdpl, Desa Wisata Ranupani menjadi basecamp resmi pendakian Gunung Semeru.

Daya tarik wisata di desa wisata tertinggi ini adalah Danau Ranupani, yang menjadi danau tertinggi di Indonesia dengan luas sekitar 7.500 meter persegi. Desa wisata ini juga terdapat Rumah Budaya Ranupani, yang kerap digunakan untuk pergelaran tari dan musik tradisional.

Menariknya lagi, Desa Wisata Ranupani masih menjaga adat istiadat leluhur, dengan rutin menggelar tradisi Unan-unan setiap 5 tahun sekali, tepatnya pada tahun “Landung” menurut penanggalan tradisional. Tradisi ini berupa menanam kepala kerbau yang ditujukan untuk membersihkan desa agar selamat dari malapetaka.

Foto: Kampung Bena Inire di Nusa Tenggara Timur (Shutterstock/Barbara Bednarz)

Kampung Bena Inire

Desa wisata tertinggi di Indonesia berikutnya berada di Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Desa Tiwu Riwu, Jerebu’u, Ngada: Kampung Bena Inire. Desa wisata ini berada di kaki Gunung Inerie, dengan ketinggian mencapai 2.245 mdpl. Kampung Bena Inire memiliki udara dan hawa sejuk, lengkap dengan rumah-rumah adat yang sudah ada sejak zaman Megalitikum.

Berbeda dengan bangunan rumah pada umumnya, rumah adat di Kampung Bena Inire masih sangat tradisional. Bahkan atap rumah pun terbuat dari alang-alang, dan lantai rumahnya terbuat dari bebatuan gunung. Menariknya, ada kearifan lokal yang terus dijaga hingga saat ini, yakni menenun. Sobat Parekraf pun bisa mencoba pengalam menenun di desa wisata tertinggi satu ini.

Desa Argosari

Berada di ketinggian 2.000 mdpl, Desa Argosari termasuk dalam desa tertinggi di Indonesia. Sobat Parekraf bisa menemukan desa ini di kaki Gunung Bromo. Tepatnya ada di Senduro, Lumajang, Jawa Timur. Desa Argosari terkenal dengan pemandangan “Negeri di Atas Awan” yang mampu memukau siapa saja yang berkunjung.

Menjadi salah satu tempat tinggal Suku Tengger, warga Desa Argosari juga masih sangat kental dengan adat istiadat. Salah satunya adalah Upacara Karo yang diadakan pada bulan ke-2 Tahun Saka Hindu Tengger. Upacara Karo bertujuan untuk mengembalikan kesucian dan penghapusan dosa warga Suku Tengger. Tentunya kearifan lokal satu ini menjadi daya tarik wisata bagi Desa Wisata Argosari.

Desa Kete Kesu

Berada di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Desa Kete Kesu termasuk salah satu desa tertinggi di Indonesia yang menarik untuk dikunjungi. Berada di Kampung Bonoran, Kelurahan Tikunna Malenong, Sanggalangi, Toraja Utara. Lokasi Desa Kete Kesu berada di lereng-lereng pegunungan dengan ketinggian sekitar 1.400 mdpl.

Selain menikmati pemandangan perbukitan, Sobat Parekraf bisa menyaksikan budaya leluhur yang masih terawat sampai saat ini. Salah satu kearifan lokal yang masih lestari hingga sekarang adalah pemakaman adat yang diletakkan di gua-gua atas tebing. Selain pemakaman adat, Sobat Parekraf bisa melihat rumah tradisional Toraja, Tongkonan. Sebuah rumah panggung yang memiliki atap seperti tanduk kerbau menjulang, lengkap dengan keseharian masyarakat setempat.

Bagaimana, tertarik merasakan dan melihat langsung kearifan lokal dari desa-desa wisata tertinggi di Indonesia, Sob?

Cover: Suasana desa wisata tertinggi, Desa Sembungan di Wonosobo (Pesona Travel/Jaka Thariq)

Sumber : kemenparekraf.go.id

Table of Contents

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *